Seorang wanita Muslim asal Birmingham telah menjadi presiden Muslim Asia pertama dari Masyarakat Hukum Inggris dan Wales.
Baca juga: Masyarakat Islam Birmingham Sumbangkan Ayam Halal untuk Mahasiswa Alabama
Lubna Shuja, seorang praktisi tunggal dari Legal Swan yang berbasis di Birmingham, mengatakan bahwa dia merasa terhormat untuk melayani sebagai presiden Masyarakat Hukum, menambahkan bahwa dia telah mengambil peran tersebut pada “waktu yang sulit” untuk profesi hukum.
“Aturan hukum telah menjadi sorotan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru-baru ini. Ekonomi Inggris berada di ujung tanduk dan bisnis harus menghadapi kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi,” katanya kepada Global Legal Post .
Shuja menggantikan Stephanie Boyce yang menandai pertama kalinya Lembaga Hukum memiliki dua presiden wanita berturut-turut.
Dia berjanji untuk melanjutkan pekerjaan Boyce dalam meningkatkan keragaman, mobilitas sosial, dan inklusi sosial.
“Saya adalah orang Asia pertama, Muslim pertama dan satu-satunya presiden perempuan ketujuh dari Masyarakat Hukum. Saya orang Utara, berasal dari Bradford dan saya dari latar belakang kelas pekerja,” katanya.
“Keragaman, mobilitas sosial, dan inklusi sosial sangat penting bagi saya.”
Dengan prestasi ini, Shuja mengikuti jejak wanita Muslim lainnya yang telah mencapai kesuksesan di bidang hukum.
Sebelumnya pada tahun 2022, Laila Ikram menorehkan sejarah dengan menjadi hakim Muslim pertama di Arizona.
Juga di tahun ini, Presiden AS Joe Biden memilih delapan calon hakim, termasuk Nusrat Choudhury yang akan menjadi wanita Muslim pertama yang menjabat sebagai hakim federal.
Pengacara umum Michigan Fadwa Hammoud juga membuat sejarah pada Oktober 2021 dengan menjadi wanita Muslim Arab-Amerika pertama yang berdebat di hadapan Mahkamah Agung AS.[ah/aboutislam]