Maaf memaafkan


Assalamu’alaikum ustadz …… saya seorang ibu dengan 3 orang anak. saya dan suami bekerja di tempat yang sama. selama ini kami dalam berumah tangga baik baik saja. semenjak di tempat kerja banyak terjadi renovasi gedung suami saya jadi lebih sibuk dan kelelahan, sama juga dengan saya jadi sibuk juga di kantor. kebetulan di tempat kerja suami ada warung kecil2lan. Awal terjadi kesalahpahaman, sewaktu saya bertanya suami sedang menghitung uang kecil dari warungnya. suami berpikir kalo saya menganggap dia mengambil uang kecil dari kembalian pembelian bahan renovasi gedung tempat kami bekerja. karena selama renovasi gedung semua pembelian bahan di handle oleh suami. saya sama sekali tidak kepikiran sampai sejauh itu. hati saya sakit dengan kata2 yang dilontarkan waktu itu. beberapa hari suami tidak mengantar/ menjemput anak sekolah. pergi pagi2, pulang kalo mau tidur saja. kami tidak bertegur sapa sama sekali. setiap kali disapa membuang muka. sampai sekarang masih seperti itu keadaannya. saya bertanya apakah anak sudah dijemput pulang sekolah, jawabannya dengan nada tinggi sangat menyakitkan hati ” mana tau”. saya keluar langsung mencari anak kesekolah. ternyata sudah dijemput 1 jam sebelumnya oleh suami, tapi tidak mau bilang ke saya. saya sebagai istri dan ibu capek rasanya menahan perasaan ustadz. saya jadi susah untuk berkomunikasi sampai sekarang sudah 3 minggu berjalan dengan situasi yang tidak nyaman dalam rumah tangga. saya mohon arahan dari ustadz bagaimana solusi dari permasalahan saya. bagaimana supaya suami tidak ego lagi sifatnya. terima kasih ustadz…wassalam..

Jawaban :

Wa alaikumus sa;am wr wb.

Kesalahfahaman memang kerap terjadi ketika seseorang berinteraksi, baik dalam skala kecil seperti keluarga atau skala yang lebih besar seperti interaksi sosial sesama warga masyarakat.

Kesalahfahaman bisa diperbaiki dengan berbagai cara. Ibu bisa mengajak suami bicara dari hati-kehati untuk menyesaikan masalah yang ada. Tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada pasangan hidup jika kita dinilai salah sangka karena yang kita utamakan adalah penyelesaian, bukan siapa yang salah atau benar. Masalah benar atau salah nanti bisa dibicarakan belakangan ketika kondisi sudah normal bahkan sangat baik.

Jika hal tersebut sulit dilakukan, ibu bisa melibatkan orang ketiga atau orang terdekat yang bisa menyampaikan maksud ibu kepada suami atau juga bisa mengaudiensi antara Ibu dan suami. Orang terdekat yang dimaksud bisa saja orang tua, saudara kandung atau orang yang sangat dihormati.

Jangan lupa terus bersabar dan berdo’a agar Allah senantiasa memberikan pertolongan dan petunjuk-Nya kepada Ibu dan keluarga.

Wallahu a’lam.

 

Ustadz Menjawab