Kok Bacaan Al-Qur’annya Berbeda?


Assalamu Alaikum, Tim Asatidz. Izinkan saya bertanya mengenai bacaan Al-Qur’an. Pernah suatu ketika saya menghadiri peringatan Maulidur Rasul. Saya mendengar bacaan Al-Qur’an dari seorang Qari’ yang sedikit berbeda dengan bacaan Al-Qur’an yang kita baca. Berikut bacaan berbeda yang sangat ingat:

Baca juga: Registrasi Ulang Musabaqah Tilawatil Quran Nasional XXIX Manfaatkan Teknologi Digital

  • Pada surat Al-Ahzab ayat 21, أسوة حسنة , yang biasa kita baca “USWATUN HASANAH” dibaca oleh seorang Qari’ menjadi “ISWATUN HASANEH
  • Masih pada surat dan ayat yang sama, واليوم الأخر, yang biasa kita baca dengan “WAL YAUMAL AAKHIRO” dibaca oleh sang Qari’ menjadi ‘WAL YAUMALAA KHIRA’ dan juga kata كثيرا yang biasa kita baca dengan “KATSIIROO” dibaca oleh sang Qari’ menjadi “KATSIIRAA”

Yang menjadi pertanyaan saya”

  • Apakah sang Qari salah baca? Jika salah baca, sepertinya tidak mungkin secara beliau adalah Qari’ Internasional?
  • Jika memang beliau benar, mengapa sampai ada perbedaan bacaan?

Demikian pertanyaan saya. Saya sangat mengharapkan jawabannya untuk menghilangkan keraguan saya. Pernah saya tanyakan hal ini kepada guru Al-Qur’an saya, tapi sayangnya beliau malah meminta saya untuk bertanya kepada yang lebih ahli.

Terima kasih.

Wassalam.

Jawaban :

Wa Alaikumus Salam Wr. Wb.

Pertanyaan yang anda sampaikan sebetulnya pertanyaan yang cukup berat, terutama bagi kaum muslimin yang masih awam. Jangan kan yang masih awam, tidak semua ustadz mampu menjawab pertanyaan seperti ini. Bahasan untuk pertanyaan ini masuk pada fan Ilmu Qira’at.

Baiklah, sebelum kami menjawab inti pertanyaan Anda, kami akan lebih dahulu menyampaikan bahwa bacaan Al-Qur’an itu tidak hanya satu versi seperti bacaan yang diajarkan oleh guru-guru kita. Bacaan Al-Qur’an itu mempunyai banyak ragam yag semua bacaan tersebut adalah berdasarkan riwayat mutawattir dari Rasulullah SAW. Jibril mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada Rasulullah dengan ragam bacaan yang banyak. Apa hikmahnya? Dengan ragam bacaan yang banyak itulah nanti umatnya dibolehkan memilih ragam bacaan yang mudah bagi mereka.

Bacaan Al-Qur’an yang kita baca sehari-hari adalah bacaan Al-Qur’an yang sanadnya bersambung kepada Rasulullah SAW melalui jalur periwayatan Al-Imam Hafsh Ibn Sulaiman dari guru beliau. Al-Imam Ashim Ibn Abi An-Najuud Al-Kufi. Ada berapakah ragam bacaan Al-Quran? Ya tentu banyak, Ada Qira’at Tujuh, 14 bahkan 20. Adapun yang paling umum dipelajari oleh kaum muslimin adalah Qira’at Tujuh atau yang dikenal dengan Qira’at Sab’ (القراءاب السبع). Qira’at sab’ adalah qiraat yang diriwayatkan oleh tujuh Imam Ahli Qira’at dengan para perawi-perawinya, sebagai berikut:[1]

  1. Al-Imam Nafi’ Ibn Abd Ar-Rahman Al-Laitsi. Qiraat ini dipopulerkan oleh dua orang perawi, yaitu Al-Imam Qalun Isa Ibn Maina dan Al-Imam Warsy Utsman Ibn Said Al-Mishri.
  2. Al-Imam Ibnu Katsir Abu ma’bad Abdullah Ibn Katsir Al-Makki. Qiraat ini dipopulerkan oleh dua orang perawi, yaitu Al-Imam Ahmad Ibn Muhammad Ibn Abdilah Ibn Al-Qasim Al-Bazzi dan Al-Imam Qanbul Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman Ibn Muhammad Al-Makhzumi.
  3. Al-Imam Abu Amr Zaban Ibn Al-Ala Ibn Amar Al-Bashri. Qiraat ini dipopulerkan oleh Al-Imam Abu Umar Hafsh Ibn Umar Ad-Duri dan Al-Imam Shalih Ibn Ziyad As-Susi.
  4. Al-Imam Abdullah Ibnu Amir As-Syami. Qiraat ini dipopulerkan oleh Al-Imam Hisyam Ibn Amar Ibn Nashir As-Sulami dan Al-Imam Abdullah Ibn Ahmad Ibn Basyir Ibn Dzakwan.
  5. Al-Imam Abu Bakar Ashim Ibn Abi An-Najud Al-Kufi. Qiraat ini dipopulerkan oleh Al-Imam Abu Bakar Syu’bah Ibn Iyas dan Al-Imam Hafsh Ibn Sulaiman (inilah jalur periwayatan bacaan Al-Qur’an yang kita baca sehari-hari).
  6. Al-Imam Hamzah Ibn Habib Ibn Imarah Az-Zayyat. Qiraat ini dipopulerkan oleh Al-Imam Khalaf Ibn Hisyam dan Al-Imam Abu Isa Khallad Ibn Khalid.
  7. Al-Imam Ali Ibn Hamzah Al-Kisa’i. Qiraat ini dipopulerkan oleh Al-Imam Abul Harits Al-Marwazi dan Al-Imam Hafsh Ibn Umar Ad-Duri.

Adapun bacaan Qari seperti yang Anda tanyakan sebagai berikut:[2]

  • “ISWATUN HASANEH” merupakan Qiraat Imam Ali Al-Kisa’I melalui riwayat Imam Ad-Duri Al-Kisa’i. Hasaneh adalah bacaan imalah ketika waqaf (berhenti) pada kata yang berakhiran Ta’ Marbuthah.
  • Adapun ‘WAL YAUMALAA KHIRA’ dan KATSIIRAA adalah Qiraat Imam Nafi’ melalui riwayat Imam Warsy. Yaumalaa adalah bacaan naql dan ibdal hamzah dengan Alif, bisa dipanjangkan 2, 4 atau 6 harakat. Sedangkan Khira adalah tarqiq huruf Ra’ karena sebelumnya ada huruf berharakat kasrah. Begitupun dengan katsiira, tarqiq huruf Ra’ karena sebelumnya ada huruf Ya’sukun.

Tujuan Qari tersebut adalah untuk mengenalkan kepada kita bahwa bacaan Al-Qur’an tidaklah satu versi.

Demikian, semoga bermanfaat.

Wallahu A’lam.

Ridwan Shaleh

[1] Lihat Al-Mukarrar olehAl-Imam Abu Hafzh Umar Ibn Qasim Al-Mishri, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, Beirut: 2001, hal 18-25.

[2] Lihat Al-Mushaf Al-Quudus Bihamisyihi Faidh Al-Barakat Fi Sab’il Qiraat karya Hadhrat As-Syaikh Al-Muqri’ KH. Muhammad Arwani Amin, Maktabah Mubarakatun Thayyibah, Kudus: t.t. hal. 419.

Ustadz Menjawab