قَالَ الإِمَامُ البُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللهُ :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ لَا يُعْضَدُ شَوْكُهُ وَلَا يُنَفَّرُ صَيْدُهُ وَلَا يَلْتَقِطُ لُقَطَتَهُ إِلَّا مَنْ عَرَّفَهَا
Imam Al-Bukhari berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Manshur dari Mujahid dari Thowus dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada hari pembebasan kota Makkah: “Sesungguhnya tanah ini telah diharamkan oleh Allah, maka tidak boleh ditebang pohonnya dan tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang yang hilang kecuali harus dikembalikan kepada yang mengenalnya (pemiliknya)
Imam Bukhari memasukkan hadis ini ke dalam Kitab Haji Bab Keutamaan Tanah Haram. Bab ini hanya memuat satu hadis yaitu hadis No. 1484 menurut penomeran (tarqim) Alamiyah dan No. 1587 menurut penomeran Fathul Bari’.
Pesan Hadis :
- Mekkah adalah tanah haram (tanah suci)
- Larangan menebang pohon dan memburu binatang. Jika menemukan barang harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Syarah :
Pada bab ini, Imam Bukhari mengutip ayat 91 surat An-Naml :
إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ ٱلْبَلْدَةِ ٱلَّذِى حَرَّمَهَا وَلَهُۥ كُلُّ شَىْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”
Hubungan ayat ini dengan judul Bab adalah penisbatan rububiyah (sifat kepemilikan) negeri tersebut yang merupakan kemuliaan bagi negeri Makkah sebagai tanah haram.
Kemudian Imam Bukhari juga mengutip sebagian ayat 57 Surat Al-Qashash :
أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًا يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرَٰتُ كُلِّ شَىْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami? tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”
Ibnu Hajar mengutip riwayat Nasa’i mengenai sebab turunnya ayat di atas yaitu ketika Al-Haris Ibn Muri Ibn Naufal berkata kepada Nabi SAW, “Apakah jika kami mengikuti hidayah bersamamu (masuk islam) kami akan diusir dari negeri kami?” Maka Allah SWT menurunkan ayat ini sebagai bantahan atas mereka, “Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman?”. Maksudnya adalah Allah menjadikan mereka dalam keadaan aman di negeri yang aman baik ketika mereka dulu masih kafir, terlebih setelah mereka memeluk Islam dan mengikuti jalan yang benar.
Dinamakan Tanah Haram (Tanah Suci) karena memang tidak boleh ada pertumpahan darah (perang) dan hal-hal lain yang dilarang sebagaimana hadis di atas termasuk membunuh binatang dsn hewan buruan, baik dalam keadaan ihram atau tidak.
Allah SWT menyandangkan Nama-Nya (Tuhan pemilik negeri ini) karena Makkah adalah negeri yang paling dicintai dan dimuliakan-Nya. Makkah juga merupakan tempat Nabi-Nya dilahirkan dan tempat diturunkan wahyu-Nya.
Batasan wilayah Tanah Haram (Makkah) adalah : 3-4 mil dari Makkah ke arah Tan’im. 6-7 mil dari Makkah ke arah Yaman. 9 mil dari Makkah ke arah Al-Ji’ranah. 7-8 mil dari Makkah ke arah Tha’if dan 10 mil dari Makkah ke arah Jeddah.
Selain Makkah, Madinah juga disebut Tanah Suci (Tanah Haram). Rasululllah SAW bersabda :
عَن زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَدَعَا لِأَهْلِهَا وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ وَإِنِّي دَعَوْتُ فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا بِمِثْلَيْ مَا دَعَا بِهِ إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ (رواه مسلم)
Dari Zaid Ibn Ashim bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Mekah dan mendoakan penduduknya dan sesungguhnya aku pun mengharamkan Madinah sebagaimana Ibrahim telah mengharamkan Mekah. Dan sesungguhnya aku juga berdoa agar setiap sha` dan mudnya diberkahi dua kali lipat dari yang didoakan Ibrahim untuk penduduk Mekah (HR. Muslim)
Referensi utama :
- Fath Al-Bari’ Bi Syarh Shahih Al-Bukhari, Ibn Hajar Al-Asqallani, Riyadh: Dar Thayba, 1426 H, Juz 4, Hal. 499
- Minhat Al-Bari Bi Syarh Shahih Al-Bukhari, Abu Yahya Zakariya Al-Anshari, Riyadh: Maktabat Al-Rusyd, 1426 H, Juz 4, Hal. 80
Ridwan Shaleh