Shalat Tarawih Menghapus Dosa

 

 : قَالَ الإِمَامُ مُسلِمٌ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

.مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Imam Muslim Rahimahimahullahu Ta’ala berkata :

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, ia berkata: Saya telah membacakan kepada Malik, dari Ibnu Syihab, dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menunaikan shalat pada malam bulan Ramadlan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni.”

(HR. Muslim no. 1266).

Ma sya Allah, bulan Ramadhan merupakan bulan ibadah. Bulan ini memang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas spiritual. Dini hari menjelang Subuh, umat Islam disunnahkan untuk bangun dan segera santap sahur, dilanjutkan dengan shalat Subuh berjama’ah. Sepanjang waktu mereka diberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah baik dengan cara mengkhatamkan Al-Qur’an, bersedekah, dan berbuka puasa bersama (ifthar jama’i).

Tidak puas dengan kegiatan ibadah siang, Allah membuka kesempatan kepada para hamba-Nya untuk lebih dekat lagi dengan melalui kesunnahan shalat tarawih berjama’ah. Ma sya Allah! Kaum muslimin pulang lebih awal dari biasanya agar bisa berbuka puasa di rumah bersama keluarga tercinta dan bisa mengikuti shalat tarawih berjama’ah. Ma sya Allah! Amboi… Indah nian!

Jika hanya dipandang dari segi fisik, sebetulnya shalat tarawih itu berat. Bagaimana tidak! seharian lelah bekerja dan menahan lapar dan haus, seharusnya malam tinggal istirahat saja bahkan jika bisa langsung tarik selimut dan segera tidur lelap karena esok dini hari sudah bangun lagi untuk santap sahur. Tapi lagi-lagi semua itu tidak menjadi perhitungan bagi kaum muslimin yang tinggi semangat ibadah dan keikhlasannya. Lelah mungkin iya, tapi mereka menepis itu karena mereka mengejar ampunan Allah melalui shalat tarawih sebagaiman hadits di atas.

Shalat tarawih hanya bisa dilakukan di malam bulan Ramadhan. Jika ada momen langka atau khusus, biasanya pedagang atau pebisnis membela mati-matian mengejarnya agar mendapat keuntungan berlipat. Begitupun shalat tarawih. Bagi mereka yang mengejar pahala dan ampunan tentu tidak mau ketinggalan sedikitpun. Pepatah jawa mengatakan “Mumpung padang rembulane, Mumpung jembar kalangane.”

Jangan terpengaruh dengan kebiasaan yang ada sejak dulu, lebih baik kedepankan husnuzzhan saja. Tidak aneh, dimana -mana saja sama. Awal Ramadhan, biasanya jama’ah shalat tarawih di masjid atau mushalla selalu membludak (penuh) bahkan sampai pekarangan. Dalam hitungan 10 malam hingga 29 atau 30 malam, jama’ah tarawih terus berkurang hingga mungkin hanya mencapai dua shaff saja. Hal tersebut tidak usah mempengaruhi kita jadi ikut-ikutan malas shalat tarawih. Husnuzzhan saja, barangkali banyak jama’ah yang sudah pulang ke kampung halamannya masing-masing!

Tidak perlu lagi ribut masalah jumlah raka’at shalat tarawih. Masalah itu sudah ada sebelum kita lahir. Mau yang 8 raka’at ditambah witir 3 rakaat yang semuanya menjadi 11 raka’at silahkan! Mau yang 20  ditambah 3 raka’at witir yang totalnya menjadi 23, silahkan! Yang mau 36 raka’at ya silahkan! bahkan yang mau dua raka’aat saja ya silahkan, lha wong fiqihnya bilang sah koq walaupun hanya 2 raka’at tok!

Walahu A’lam.

Ridwan Shaleh

Artikel disadur dari App. Hadis-hadis Ramadhan

Terbitan : Pusat Kajian Hadis

Link download : bit.ly/apphadisramadhan

Donasi PKH