Khusyu' Ketika Shalat

 

Khusyu’ Ketika Shalat

Kajian Kitab Shahih Al Bukhary :

Ustadz Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

Hadis nomor 741 atau cetakan lain nomor 699

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ هَلْ تَرَوْنَ قِبْلَتِي هَا هُنَا وَاللَّهِ مَا يَخْفَى عَلَيَّ رُكُوعُكُمْ وَلَا خُشُوعُكُمْ وَإِنِّي لأَرَاكُمْ وَرَاءَ ظَهْرِي

 Telah menceritakan kepada kami Isma’il, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Malik, dari Abu al-Zinad, dari al-A’raj, dari Abu Hurairah  RA bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “kalian lihatkah arahku? Demi Allah sekalipun kalian ada di belakangku, tidak ada yang kelihatan. Rukuk kalian kulihat, khusyu’ kalian pun kulihat. Karena aku dapat melihat apa yang ada di belakangku.”

Demikianlah mukjizat Rasulullah Saw. Beliau Saw. dapat melihat apa yang ada di depan dan di belakangnya (tanpa menengok ke belakang), Beliau Saw juga dapat melihat di tempat yang terang maupun yang gelap gulita. Terkadang, kita tidak khusyu’ ketika sholat sebab tidak dilihat oleh kiyai (imam) sholat kita. Namun, Rasulullah saw. berharap meskipun tak dilihat, kita tetap dapat khusyu’ dalam sholat-sholat kita.

Khusyu’ yang ideal ialah dilakukan dari sejak kita berwudhu hingga selesai sholat. Khusyu’ merupakan ruhnya sholat. Khusyu’ juga merupakan pekerjaan hati. Jika seseorang sholat secara khusyu’ maka ia sholatnya tenang dan rapi. Anggota badannya juga khusyu’, tidak garuk-garuk, tidak peduli ada nyamuk lalu menepuknya, dan lain-lain. Orang yang khusyu’ diibaratkan seperti sedang melamun, yang jika ada orang melambai di depan ia tidak menyadarinya. Begitu pun saat kita khusyu’, kita tidak peduli dengan apapun yang tejadi di sekitar kita. Ada dua macam khusyu’ yaitu khusyu’ jawarih (badan) dan khusyu’ qalbi (hati). Jika kita ingin hati kita khusyu’ maka kita harus khusyu’ badan terlebih dahulu. Khusyu’ badannya dahulu baru dapat khusyu’ hatinya.

Khusyu’ ialah ketenangan, keseriusan agar jarak antara kita dengan Allah SWT tersambung. Banyak sekali orang yang tingkat kekhusyu’annya sudah tinggi seperti para sahabat Rasulullah Saw. ingin dicabut pedangnya saat sedang sholat agar tidak terasa sakitnya.

Orang yang khusyu’ ibarat sedang naik mobil. Mobilnya lengkap tidak, ada bannya tidak? Spionnya bagaimana? Jalannya lurus/belok-belok? Bagaimana kita mau khusyu’ jika di depan kita ada tulisan “Aku cinta Jackmania.” Oleh sebab itu, aspek kekhusyu’an bukan hanya dari dalam diri kita saja, namun juga memerlukan unsur luar/lingkungan agar kita dapat lebih merasakan kekhusyu’an tersebut.

Hadis nomor 741 atau cetakan lain nomor 700 :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاكُمْ مِنْ بَعْدِي وَرُبَّمَا قَالَ مِنْ بَعْدِ ظَهْرِي إِذَا رَكَعْتُمْ وَسَجَدْتُمْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibn Basysyar, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ghundar, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dia berkata: Aku mendengar Qatadah, dari Anas ibn Malik RA , dari Nabi saw yang bersabda: “Sempurnakan rukuk kalian dan sujud kalian. Demi Allah aku melihat apa yang kalian lakukan di belakangku.

Saat ini Rasulullah Saw tidak melihat rukuk dan sujud kita, tapi Allah SWT senantiasa melihat rukuk dan sujud kita.

Terkadang, saat kita sholat hal-hal yang tadinya kita lupa justru teringat saat sholat. Hal ini menggambarkan bahwa sholat kita tidak khusyu’, bagaimana ini? Khusyu’ bukan merupakan syarat sahnya sholat. Sehingga, sholat kita tetap sah meski tidak khusyu’ asalkan rukunnya terpenuhi. Inilah yang melegakan kita. Tapi, usahakanlah saat takbiratul ihram kita bisa khusyu’. Lebih bagus lagi khusyu’ hingga satu rakaat. Saat kita mengingat hal-hal yang tadinya lupa saat kita sholat itu ialah gangguan syaiton. Saat adzan, syaiton kabur. Namun, ia datang lagi menggoda kita saat kita sholat agar kita tidak khusyu’ dan sholat kita tidak bernilai.

Meskipun bukan menjadi syarat sahnya sholat, namun kita harus mengetahui bahwa sholat diperintahkan untuk sampai ke puncaknya, yaitu khusyu’. Sehingga kita harus menyiapkannya sejak awal. Pakaian kita siapkan, tempat kita siapkan, juga suasana. Agar sholat kita dapat khusyu’. Di masjid-masjid, kita dapat melihat banyak shof yang tidak lurus, pakaian-pakaian yang dikenakan berwarna sangat mencolok, bacaan imam ada yang terlalu cepat, makharijul huruf tidak sesuai, atau bacaan yang itu lagi itu lagi. Hal ini dapat membuat sholat kita tidak khusyu’. Maka, kita harus menyiapkan hal-hal tersebut agar sholat kita khusyu’. Langakh real menuju khusyu’ dilakukan sejak kita mengambil wudhu’. Jika wudhu’nya saja kita tidak sempurna, maka sholat kita pun bisa jadi tidak sempurna, tidak khusyu’.

Allah telah menjamin bahwa sholat dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar? Namun, kenyataannya mengapa banyak orang sholat namun tetap mencuri. sebab orang yang seperti ini sholatnya belum masuk dalam tahap sempurna. Sholatnya belum khusyu’. Kalau imam Ghazali menyatakan, khusyu’ itu wajib. Orang-orang sufi menyatakan bahwa khusyu’ itu wajib. Orang senantiasa mengingat apa yang diperintahkan-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Ketika orang mengingat Allah ia akan mendapat pahala dan masuk surga. Begitu pun jika ia melakukan perbuatan yang dilarang-Nya, akan mendapat dosa dan masuk neraka. Nah..jika seseorang senantiasa mengingat Allah Swt, maka orang tersebut tidak akan jadi melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Saat saya tahu hp kita adalah besi panas, misalnya, maka saya tidak berani untuk menyentuhnya. Saat saya tahu bahwa mabuk adalah perbuatan yang dilarang Allah dan akan masuk neraka, kemudian kita meyakininya maka saya tidak akan melakukannya. Namun, hal yang terjadi seringnya kita tidak ‘nyambung’ dengan hal tersebut sehingga sholat kita dengan efeknya menjadi tidak terasa berkaitan.

Berdasarkan hadits yang di atas, disebutkan dalam hadits tersebut bahwa Rasulullah Saw dapat mengetahui apa yang terjadi di belakangnya saat Beliau sedang sholat. Apakah sholat Rasulullah Saw termasuk khusyu’? Ya, sebab “kelas” sholat kita dengan “kelas” sholat Rasulullah Saw tentu  berbeda. Ibaratnya, ada seorang ibu yang mahir memasak, ia menggendong anaknya sambil memasak pun tidak terganggu dan tidak masalah sebab sudah sangat mahir. Berbeda dengan ibu yang belum mahir, mungkin akan repot sekali jika memasak sambil menggendong anak. Rasulullah Saw memang melihat apa yang terjadi di belakangya pada saat itu, namun ia baru menyelesaikan persoalan tersebut saat sholatnya telah selesai. Kita harus mempelajari banyak bab hadist lagi agar khusyu’ tidak dianggap terlalu berat. Jika kita hanya belajar khusyu’ saat ini saja pasti kita menganggap khusyu’ adalah sebuah hal yang tidak mungkin dapat kita lakukan. Oleh sebab itu, kita juga harus belajar bab-bab lain, seperti bacaan bagaimana yang dapat membuat kita khusyu’, dan lain-lain.

Apa hubungannnya rukuk dan sujud dengan khusyu’? jika orang tidak khusyu’ ia melakukan rukuk dan sujud dengan sangat cepat seperti burung yang sedang mematuk sesuatu. Rukuk dan sujudnya tidak thuma’ninah sehingga tidak khusyu’. Gerakan kita dalam sholat ada empat: berdiri, rukuk, sujud, dan duduk. Saat berdiri tubuh kita pasti lurus, sedangkan rukuk banyak yang tidak lurus badannya, sujudnya juga ada yang terlalu tinggi, dan sebagainya. Posisi rukuk dan sujud tersebut banyak yang tidak sesuai standar sehingga ini juga menggambarkan bahwa sholatnya tidak khusyu’.

Terkadang khusyu’ berkaitan dengan perasaan, saat kita seang ada masalah kadang sholat kita lebih khusyu’? Bagaimanakah agar kita tetap khusyu’ di setiap sholat kita? Agar kita dapat tetap khusyu’, anggaplah sholat tersebut merupakan sholat terakhir kita. Selain itu, perbaikilah bacaan kita. Belajar lagi tentang Alqur’an, pahami artinya. Saat kita mengetahui dan telah memahami Al-qur’an kita dapat memilih-milih ayat yang akan kita baca saat sholat sehingga sholat kita dapat lebih khusyu’ dengan membaca ayat yang sesuai dengan suasana hati kita. Misalnya, saat sedang Ramadhan, kita membaca ayat-ayat yang berkaitan dengan Ramadhan.

Mari kita, semua umat Islam, berusaha untuk khusyu’ dalam sholat. Perbaikilah wudhu kita, siapkan suasana sholat yang dapat membuat kita khusyu’, perbaiki bacaan sholat kita, pahami Alqur’an sehingga kita dapat membaca ayat-ayat yang menggetarkan dan berinteraksi dengan hati kita. Saat sholat kita sudah khusyu’, InsyaAllah sholat-sholat kita dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar sehingga negeri kita pun lebih sejahtera. Aaaamiin.

Wallahu a’lam.

Artikel diambil dari video warungustad.com melalui link :

http://www.warungustad.com/15-03-2015-khusuk-dalam-shalat/

Donasi PKH