Hadis-hadis tentang Pemilu & Memilih Pemimpin

 

Alhamdulillah, pujian yang sempurna dan tertinggi hanya milik Allah, Tuhan yang sudah mengatur dunia dengan baik dan lengkap, semua sisi dan sudut kehidupan, sekarang dan yang akan datang.
Salawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Rasulullah, Muhammad ibn Abdillah, Nabi yang sudah menerapkan apa yang diajarkan al-Qur’an dalam kehidupannya. Kesederhanaannya, kerendahan hatinya, kemuliaan jiwanya, kearifan putusannya, ketegasan prinsip hidupnya, semua menjadi penyebab semua orang waras bersepakat bahwa Dialah contoh ideal seorang anak manusia.
Sebagai agama yang sempurna, tentu Islam tidak hanya mengatur tata cara ibadah, akan tetapi Islam mengatur juga soal politik dan proses serta etikanya. Mulai daru mencari, kreteria pemimpin, sampai tanggung jawab pemimpin dan rakyatnya.
Kajian kali ini akan memaparkan hadis-hadis yang bisa dijadikan norma dan etika memilih pemimpin, kriteria calon pemimpin, dampak positif menjadi peminpin yang adil, dan juga ancaman jika memimpin dengan kezaliman. Di sisi lain, para pemilih juga mendapat arahan sekaligus peringatan jika mengabaikan rambu-rambu yang sudah ada. 
Berikut panduan sunnah Rasulullah mengenai memilih pemimpin:

  1. Rasulullah saw memilih orang-orang yang pas untuk menjadi pemimpin dalam komunitas tertentu: menjadi gubernur, panglima, utusan dst.
  2. Rasulullah saw tindak mengangkat orang yang meminta jabatan
  3. Rasulullah saw tidak memilih orang-orang yang lemah atau tidak mampu mengemban amanah
  4. Jangan memilih orang yang lemah
  5. Jangan memilih orang yang tidak peduli
  6. Jangan memilih orang (caleg/partai) yang memusuhi umat islam
  7. Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk ta’at sama pemimpin.
  8. Rasulullah saw mendoakan para pemimpin yang amanah
  9. Allah dan Rasul-Nya menjanjikan pahala dan posisi yang baik untuk para pemimpin yang adil.
  10. Allah dan Rasul-Nya mengancam para pemimpin yang zalim
  11. Allah dan Rasul-Nya menganjurkan ummat untuk mengingatkan pemimpinnya yang zalim.
DALIL HADIS:
 
1. Dimulai dari Nawaitu

وَعَنْ أَبي ِمُوْسَى عَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ اْلأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهٌ، قَالَ : سُئِلَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يُقَاتلُ شَجَاعَةً، ويُقَاتِلُ حَمِيَّةً، وَيُقَاتِلُ رِيَاءً، أَيُّ ذلِكَ فِي سَبِيْلِ الله ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا، فَهوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ .

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Musa, yakni Abdullah Ibn Qais al-Asy’ari ra. berkata:
Rasulullah saw ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan – ada yang artinya kebencian – ada pula yang berperang dengan tujuan pameran – menunjukkan pada orang-orang lain karena ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah? Rasulullah saw menjawab:

Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah – Agama Islam- menjadi yang paling tinggi, maka ia disebut jihad di jalan Allah.

(Muttafaq ‘alaih)

Fiqh  Hadis:

  • Mau jadi caleg, nawaitunya apa ? Mau jadi Cagub, nawaitunya apa ?
  • Mau milih calon anu ? Atau partai anu ? NAWAITU nya apa ?
  • Yang  dapat pahala adalah yang niatnya Lillaah.

 
Takhrij Hadis:

  • Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 120, 2599, 2894 dan 6904; Muslim, hadis no. 3524-3526. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 2156; al-Tirmizi, hadis no. 1570; al-Nasa’i, hadis no. 3085; Ibn Majah, hadis no. 2773; Ahmad, hadis no. 18673, 18722, 18771, 18805 dan 18905.

 
2. Ketika Sudah Jadi, Jangan berhianat

عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:

 اسْتَعْمَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً مِنْ اْلأَزْدِ يُقَالُ لَهُ ابْنُ اْلأُتْبِيَّةِ عَلَى الصَّدَقَةِ فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِي قَالَ:

 فَهَلاَّ جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ أَوْ بَيْتِ أُمِّهِ فَيَنْظُرَ يُهْدَى لَهُ أَمْ لاَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يَأْخُذُ أَحَدٌ مِنْهُ شَيْئًا إِلاَّ جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ إِنْ كَانَ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرُ ثُمَّ رَفَعَ بِيَدِهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَةَ إِبْطَيْهِ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ثَلاَثًا.

رواه البخاري

 Dari Abi Humaid al-Sa’id ra :
Nabi saw pernah mengangkat Ibnu Lutbiyah, yaitu seorang laki-laki dari al-Azdi (menjadi seorang pegawai), untuk memungut zakat, kemudian dia datang kepada Nabi saw dan menyerahkan zakat yang di pungutnya, lalu dia berkata, Ini adalah zakat yang aku setorkan kepada anda, dan ini adalah pemberian orang kepadaku. Kemudian beliau bersabda:
Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibu bapaknya sambil menunggu apakah ada orang yang hendak mengantarkan hadiah kepadanya ataukah tidak.

Dan demi Dzat yag jiwaku di tangan-Nya, tidak seoragpun yang mengambil sesuatu dari zakat kecuali dia akan datang pada hari kiamat dengan dipikulkan di atas lehernya berupa unta yang berteriak, atau sapi yang melembuh atau kambing yang mengembik.

Kemudia Beliau mengangkat tangan Beliau sehingga terlihat oleh kami ketiak Beliau yang putih dan (berkata,):

Ya Allah bukankah aku sudah sampaikan, bukankah aku sudah sampaikan ….

sebanyak tiga kali”.
Takhrij Hadis:

  • Al-Bukhari, hadis no. 2407

 
3. Rasulullah saw tidak mengangkat orang yang minta Jabatan

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا عَلَى بَعْضِ مَا وَلاَّكَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ. وَقَالَ اْلآخَرُ مِثْلَ ذَلِكَ. فَقَالَ:

إِنَّا وَاللهِ لاَ نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلاَ أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ.

Dari Abu Musa berkata: Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi saw, salah seorang dari keduanya lalu berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu. Dan seorang lagi mengucapkan perkataan serupa, maka Beliau bersabda:

Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan yang rakus terhadapnya.

Takhrij Hadis:

  • Sahih Muslim, hadis no. 3402

 
4. Alasan Rasulullah saw tidak membolehkan meminta jabatan
Meminta akan dibiarkan, diminta akan ditolong

عن عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لاَ تَسْأَلْ اْلإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ.

Dari Abdurrahman ibn Samurah berkata: Nabi saw bersabda:

Wahai Abdurrahman ibn Samurah, Janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika engkau diberi (jabatan) karena meminta, kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu diberi dengan tidak meminta, kamu akan ditolong, dan jika kamu melakukan sumpah, kemudian kamu melihat suatu yang lebih baik, bayarlah kaffarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik.

Takhrij Hadis:

  • Sahih al-Bukhari, hadis no. 6132; Muslim, hadis no. 3401

 
5. Jangan memilih Wakil yang lemah

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِي قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي ثُمَّ قَالَ :

يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا.

Dari Abu Dzar berkata, saya berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat)? Abu Dzar berkata: Kemudian beliau menepuk bahuku dengan tangan beliau seraya bersabda:

Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar.

Takhrij Hadis:

  • Sahih Muslim, hadis no. 3404 dan 3405.

 
6. Jangan memilih orang yang memusuhi umat Islam

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلاَحَ فَلَيْسَ مِنَّا.

Dari Ibn Umar ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa membawa pedang untuk menyerang kami, maka dia bukan dari golongan kami.
Takhrij Hadis:

  • Sahih al-Bukhari, hadis no. 6366; Sahih Muslim, hadis no. 143.

 
7. Fasilitas Buat Pemimpin Yang Adil
7.1. Doa mereka jadi mustajab

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ.

Dari  Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda:

Tiga orang yang do’a mereka tidak tertolak, yaitu; seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan do’anya orang yang di dzalimi. Allah akan mengangkat do’anya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.

Takhrij Hadis:

  • Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadis no. 3522; dan Ibn Majah, hadis no. 1742. al-Tirmizi berkata: Hadis ini hasan.

 
7.2. Pemimpin yang adil akan ditolong Allah

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِمَاسَةَ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ أَسْأَلُهَا عَنْ شَيْءٍ فَقَالَتْ: مِمَّنْ أَنْتَ ؟ فَقُلْتُ : رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ مِصْرَ . فَقَالَتْ :كَيْفَ كَانَ صَاحِبُكُمْ لَكُمْ فِي غَزَاتِكُمْ هَذِهِ فَقَالَ مَا نَقَمْنَا مِنْهُ شَيْئًا إِنْ كَانَ لَيَمُوتُ لِلرَّجُلِ مِنَّا الْبَعِيرُ فَيُعْطِيهِ الْبَعِيرَ وَالْعَبْدُ فَيُعْطِيهِ الْعَبْدَ وَيَحْتَاجُ إِلَى النَّفَقَةِ فَيُعْطِيهِ النَّفَقَةَ. فَقَالَتْ: أَمَا إِنَّهُ لاَ يَمْنَعُنِي الَّذِي فَعَلَ فِي مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَخِي أَنْ أُخْبِرَكَ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَيْتِي:

هَذَا اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ.

Dari Abdurrahman ibn Syimasah berkata: Saya mendatangi ‘Aisyah untuk menanyakan tentang sesuatu, maka dia balik bertanya: Dari manakah kamu?. Saya menjawab: Seorang dari penduduk Mesir. Aisyah berkata: Bagaimana keadaan sahabat kalian yang berperang bersama kalian dalam peperangan ini?” dia menjawab: Kami tidak pernah membencinya sedikitpun, jika keledai salah seorang dari kami mati maka dia menggantinya, jika yang mati budak maka dia akan mengganti seorang budak, dan jika salah seorang dari kami membutuhkan kebutuhan hidup maka ia akan memberinya. ‘Aisyah berkata: Tidak layak bagiku jika saya tidak mengutarakan keutamaan saudaraku, Muhammad ibnAbu Bakar, saya akan memberitahukanmu sesuatu yang pernah saya dengar dari Rasulullah saw. Beliau berdo’a ketika berada di rumahku ini:

Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia.

Takhrij Hadis:

  • Sahih Muslim, hadis no. 3407.

 
7.3. Akan dinaungi dari terik panas Padang Makhsyar

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin ‘Abdurrahman dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.

Takhrij Hadis:

  • Sahih al-Bukhari, hadis no. 620; Sahih Muslim, hadis no. 172

 
7.4. Akan mendapatkan mimbar dari cahaya

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا.

Dari Abdullah ibn ‘Amru berkata: Rasulullah saw bersabda:

Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar Rahman ‘azza wajalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka.

Takhrij Hadis:

  • Sahih Muslim, hadis no. 3406

 
7.5. Akan menjadi orang yang paling dicintai dan paling dekat dengan Allah
 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ.

Dari Abu Sa’id berkata: Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zhalim.

 Takhrij Hadis:

  • Hadis hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmizi, hadis no. 1250; dan Ahmad, hadis no. 10745 dan 1109.

 
8. Ancaman Kepada Pemimpin yang Zalim

عن مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزَنِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

Dari Ma’qil bin Yasar Al Muzanni berkata: Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:

Tidaklah seorang pemimpin yang Allah serahi untuk memimpin rakyatnya, ketika meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan surga untuknya.

Takhrij Hadis:
Sahih Muslim, hadis no. 3409 dan 3410

Donasi PKH