250 Payung Listrik di Masjid Nabawi Lindungi Jamaah dari Terik Matahari

 

Sebanyak 250 payung listrik menutupi halaman Masjid Nabawi di Madinah sehingga membuat jamaah yang melakukan ibadah tetap sejuk selama musim panas yang terik.

Baca juga: Masjid Pertama di Venesia Akhirnya Diresmikan

Payung listrik yang dipasang di pilar beton memungkinkan 500.000 jamaah beribadah dengan nyaman di masjid dengan mencegah paparan langsung sinar matahari dan mengatur suhu.

Payung juga didukung dengan kipas yang meniupkan udara yang bercampur dengan tetesan air dingin menggunakan sistem otomatis akurat yang menyerap energi panas dari udara dan mengurangi panasnya suhu.

Saat musim dingin, payung listrik di Masjid Nabawi jarang dibuka. Ketika cuaca dingin payung ini sama sekali tak dibuka seperti hari-hari biasanya. Proses terbukanya payung hingga sempurna memakan waktu kurang lebih tiga menit. Payung listrik di Masjid Nabawi diimpor dari Jerman.

Bentangan payung listrik tersebut terbentang di empat penjuru, dan wilayah yang ditutupi oleh bentangan itu mencapai 143.000 meter persegi. Payung-payung tersebut ditujukan untuk melindungi umat dari panas matahari saat salat, serta dari risiko terpeleset atau jatuh pada saat hujan. Struktur serupa dibangun di lapangan masjid seluruh dunia.

Lantai marmer juga mencegah penyerapan panas dan membantu mengatur suhu selama musim panas tahun ini.

Marmer jenis thassos yang didatangkan khusus secara langsung dari daerah di utara Yunani menjadi rahasia lantai Masjidil Haram di Mekkah Al-Mukarramah dan masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi tetap dingin meski diterpa suhu yang seringkali ekstrim hingga mencapai lebih dari 50 derajat celcius. Reasahalharamain, sebuah lembaga yang mengurusi dua masjid Kota Suci, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, memberikan penjelasan asal usul lantai marmer yang digunakan untuk Masjidil Haram.[ah/arabnews/dbs]

Donasi PKH