Assalamu alaikum.
Ada tantangan dari pendeta dengan mengutip hadits tentang keutamaan kurma ajwa bahwa akan terhindar dari racun dan sihir, tapi pada kenyataannya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم wafat disebabkan oleh racun yang diberikan perempuan Yahudi. Tolong penjelasannya pak kiyai. Syukron wa Jazakallah.
Jawaban :
Wa alaikumus salam wr wb. Untuk menjawabnya, kita akan perinci dulu masalahnya satu persatu.
- Apakah kurma ajwah mempunyai khasiat (dari Allah) untuk menangkal racun dan sihir ? Jika iya, bagaimana cara memakannya agar khasiatnya sesuai dengan yang dijanjikan?
Jadi harus diketahui juga cara memakannya, sama seperti obat lain pada umumnya, walau pun berkhasiat, tentu juga harus mengetahui cara mengkonsumsinya sesuai aturan dan dosis bukan ?
Kita simak hadis tentang khasiat ajwah (dari Allah memalui lisan Rasul-Nya) dan cara mengkonsumsinya.
عَن بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ (رواه البخارى)
Dari Ibn Sa’ad dari bapaknya dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang setiap hari sarapan kurma ajwah 7 butir, maka di racun maupun sihir tidak akan memberikan pengaruh baginya di hari itu. (HR. Bukhari(.
Hadis semisal banyak, tidak satu riwayat, tapi kami rasa satu hadis ini saja sudah cukup mewakili. Dari hadis di atas dapat difahami bahwa khasiat menagkal sihir dan racun dengan kurma ajwah jika :
- Dimakan pagi hari
- Harus 7 butir (tidak lebih dan juga tidak kurang)
- Harus setiap hari.
Lalu pertanyaannya, apakah Rasulullah SAW setiap hari makan kurma tersebut 7 butir setip pagi ? Wallahu a’lam. Kami tidak menemukan keterangan sampai sedetail itu. Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Tapi kami menduga bahwa kemungkinan Rasulullah SAW tidak makan kurma ajwa setiap hari sebanyak tujuh butir setiap pagi. Analisanya bagaimana ? Kita ingat bahwa Rasulullah SAW sangat rajin berpuasa sunnah. Puasa Senin dan Kamis, Puasa di bulan-bulan Haram, puasa 3 hari di tengah bulan dan puasa-puasa lainnya. Dan bahkan Rasulullah berpuasa karena memang tidak ada makanan di rumah Beliau. Degana demikian, hadis khasiat kurma Ajwa tidak bertentangan dengan peristiwa Rasulullah SAW mempan diracun. Bisa saja saat terkena racun tersebut Rasulullah sedang tidak makan kurma di pagi hari.
Lalu apakah benar racun tersebut yang menyebabkan kematian Rasulullah ?
Jawabnnya tentu tidak. Kita harus mengetahui bahwa kejadian tersebut terjadi tidak lama setelah penaklukan khaibar, kira-kira 4 tahun sebelum beliau wafat. Saat itu sebagian pendeta Yahudi bersekongkol dengan seorang wanita Yahudi bernama Zainab Binti Al-Harits. Mereka memberikan daging kambing yang sudah diracuni. Saat itu Rasulullah dan sebagian sahabat memakan daging tersebut. Saat itu daging tersebut berkata kepada Rasulullah agar jangan dimaklan karena beracun. Namun sayangnya Beliau merasakan sedikit dan terkena racun. Ada seorang sahabat yang wafat karena terkena racun tersebut. Kisah tersebut terdapat dalam beberapa hadis hadis shahih yang cukup panjang. Motif mereka melakukan demikian adalah karena ingin membunuh Rasulullah karena dendam sekaligus juga ingin menguji, jika Muhammad benar-benar Nabi, maka racun itu tidak akan sampai membunuhnya, tapi jika ia bukan Nabi, maka racun itu tentu membunuhnya saat itu juga.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ لَمَّا فُتِحَتْ خَيْبَرُ أُهْدِيَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاةٌ فِيهَا سَمٌّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْمَعُوا لِي مَنْ كَانَ هَا هُنَا مِنْ الْيَهُودِ فَجُمِعُوا لَهُ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي سَائِلُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَهَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَبَا الْقَاسِمِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَبُوكُمْ قَالُوا أَبُونَا فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبْتُمْ بَلْ أَبُوكُمْ فُلَانٌ فَقَالُوا صَدَقْتَ وَبَرِرْتَ فَقَالَ هَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَبَا الْقَاسِمِ وَإِنْ كَذَبْنَاكَ عَرَفْتَ كَذِبَنَا كَمَا عَرَفْتَهُ فِي أَبِينَا قَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَهْلُ النَّارِ فَقَالُوا نَكُونُ فِيهَا يَسِيرًا ثُمَّ تَخْلُفُونَنَا فِيهَا فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْسَئُوا فِيهَا وَاللَّهِ لَا نَخْلُفُكُمْ فِيهَا أَبَدًا ثُمَّ قَالَ لَهُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ قَالُوا نَعَمْ فَقَالَ هَلْ جَعَلْتُمْ فِي هَذِهِ الشَّاةِ سَمًّا فَقَالُوا نَعَمْ فَقَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى ذَلِكَ فَقَالُوا أَرَدْنَا إِنْ كُنْتَ كَذَّابًا نَسْتَرِيحُ مِنْكَ وَإِنْ كُنْتَ نَبِيًّا لَمْ يَضُرَّكَ
Dari Abu Hurairah RA berkata : Bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi hadiah seekor kambing beracun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam langsung bersabda: ‘Tolong kumpulkanlah orang-orang Yahudi yang ada di sini.’ Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan beliau. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Saya akan bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan menjawab dengan jujur? ‘, mereka menjawab; ‘Ya, wahai Abu Qasim (Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam).’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: ‘Siapakah ayah kalian? ‘ Mereka menjawab; ‘Ayah kami si fulan.’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Kalian bohong!, tetapi ayah kalian adalah si fulan.’ Mereka menjawab; ‘Baginda benar.’ Lalu beliau bersabda kepada mereka: ‘Apakah kalian akan jujur jika saya tanya tentang sesuatu? ‘ Mereka menjawab; ‘Ya, dan jika kami berbohong niscaya baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada mereka: ‘Siapakah penghuni neraka? ‘ Mereka menjawab; ‘Kami berada di dalamnya sebentar dan kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada mereka: Terhinalah kalian di dalamnya, demi Allah subhanahu wata’ala kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya selamanya.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada mereka: “Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan kutanyakan kepada kalian?”, mereka menjawab; Ya. Beliau bersabda: “Apakah kalian membubuhi racun pada (daging) kambing tersebut?” Mereka menjawab; “Ya, ” beliau bertanya: “Apa yang menyebabkan kalian berbuat demikian?” Mereka menjawab; “Kami ingin terbebas jika baginda seorang pembohong dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun itu) tidak bakalan mencelakai baginda.” (HR. Bukhari)
Jadi jelas terbukti, bahwa para pelaku mengakui bahwa Rasulullah adalah benar-benar Nabi karena tidak mempan diracun. Dari hadis ini saja sudah jelas bahwa wafatnya Rasulullah SAW bukan karena diracun.
Walau pun tidak sampai mematikan, efek dari racun tersebut masih dirasakan oleh Rasulullah sampai beliau wafat. Ingat ! ini hanya efek racun, bukan penyebab kematian Rasulullah. Rasulullah SAW wafat kira-kira 4 tahun terhitung beliau diracun.
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السُّمِّ
Aisyah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda di saat beliau sakit menjelang wafat : “Wahai Aisyah, saya masih merasakan sakit dari racun yang ada di makanan pada saat di Khaibar. Dan saat ini saya merasakan dipotongnya urat tali nadiku oleh racun itu. ” (HR. Bukhari)
Jadi sudah sangat jelas, Rasululllah wafat bukan karena diracun dan hadits tentang khasiat kurma ajwah memang benar jika dikonsumsi sesuai aturan yang disebutkan Rasulullah SAW.
Wallahu A’lam.
Ridwan Shaleh