Durhaka kah saya?


Assalamualaikum Ustadz/ah, Sebelum saya memulai pertanyaan, mohon dilihat secara netral. Saya tahu dan faham dari kecil, bahwa surga di telapak kaki ibu serta sebagai anak, akan durhaka melawan perintah orangtua. Tapi saya tipe penurut yang sejak kecil dipaksa mengubur pendapat saya dalam hati. Sifat itu terbawa sampai sekarang di umur saya yang ke-27, meskipun sekarang saya perlahan mulai egois. Sekalinya berpendapat bisa berantem hebat dengan Ibu saya, dan hal itu selalu tetiba terngiang di kepala saya untuk beberapa minggu berikutnya. Dan saya menjadi seperti sakit jiwa. Saya selalu menangis saking marah dan kesalnya. Sampai kadang mengganggu pekerjaan saya di kantor. Apakah saya durhaka bila seperti itu? Saya ingin seperti anak2 lain yang menyayangi ibunya. Mohon pencerahannya ustadz/ah. Terimakasih.

 

Jawaban :

Wa alaikumus salam wr wb.

Berbeda pendapat dalam suatu hal memang tidak bisa dielakkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Namun biar bagaimana pun, seorang anak haram berbuat durhaka kepada orang tua.

Jika sampai bertengkar hebat, tentu membuat hati orang tua kecewa. Kata-kata yang kita keluarkan dengan nada tinggi saja sydah termasuk durhaka.

Saran kami, segera anda bertaubat kepada Allah SWT dan meinta maaf kepada orang tua. Jika anda ingin suatu hal namun oran tua menentangnya, selama hal itu bukan haram,  kemukakan saja dengan baik, jelaskan dengan sabar dan katakana sejujrnya alasan anda. Sampaikan dengan lembut. Jika orang tua masih saja tidak setuju, sebaiknya anda tinggalkan perdebatan dengan niat dan harapan  mengambil keberkahan karena tat kepada orang tua.

Wallahu a’lam.

Ustadz Menjawab