Bolehkah musafir yg akan jama’ qosor bermakmum dengan imam mukim?


Assalam Alaikum, ustadz ..
Saya sedang dalam perjalanan dari Denpasar Bali ke Jogja menggunakan pesawat. Di Bandara bertepatan dengan waktu sholat dhuhur saya sholat berjama’ah dengan para karyawan Bandara, saya niat sholat jama’ qosor. Setelah selesai 4 raka’at sholat dhuhur saya langsung melanjutkan sholat ashar (sendiri)2 raka’at. Bagaimana menurut Ustadz.

Jawaban :

Yang bapak lakukan sudah benar, sesuai sunnah. Di dalam Kitab Al Fiqhul Islami Jilid kedua Bab tentang hukum musafir bermakmum kepada muqim dan sebaliknya. Dalam Kitab tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Para Ahli Fiqh sepakat bahwa musafir boleh bermakmum kepada kepada orang yang muqim (tidak dalam keadaan safar). Hanya Ulama madzhab malikiyah saja yang menghukumi makruh. Alasan makruh menurut mereka karena musafir tersebut meninggalkan kesunahan qahar baginya jika ia bermakmum kepada muqim sehingga ia wajib menyempurnakan 4 rakaat karena kewajiban mengikuti imam.

Begitupun sebaliknya, para ahli fiqh sepakat bahwa orang yang muqim boleh bermakmum kepada musafir. Dalam hal ini, ulama madzhab Malikiyah juga menghukumi makruh. Alasan kemakruhan menurut mereka karena berbedanya niat antara makmum dan imamnya. Jika seorang musafir menjadi imam dan shalatnya dua rakaat (mengambil Qashar ), maka makmumnya yang muqim tadi tidak ikut salam, tapi melanjutkan berdiri untuk menyempurnakannya menjadi 4 rakaat. (Dengan demikian, imam yang musafir tadi boleh Qashar sedangkan makmum muqim tidak). Dengan demikian, disunahkan imam yang musafir tadi setelah salam menyerukan kepada makmum yang muqim seperti ini : “sempurnakanlah shalat kalian (menjadi empat rakaat) karena saya adalah musafir (yang membolehkan qashar bagi saya). Seruan semacam ini boleh dilakukan sebelum takbiratul ihram atau sesudah salam agar makmum yang muqim tadi memahami bahwa qasharnya imam bukan karena lupa.
Dalil-dalil yang membolehkan masalah ini adalah :

  1. Dalil bolehnya musafir bermakmum kepada yang muqim :

عَن ابن عَبَّاس أَنَّهُ قِيلَ لَه: مَا بَالُ المُسَافِرِ يُصَلّى رَكعَتَينِ فِى حَالِ الاِنفِرَاد, وَ أَربَعًا اِذَا أَتَمَّ ؟ فَقٌالَ : تِلكَ السُّنَّةُ

Dari Ibn Abbas RA, dia ditanya : Mengapa seorang musafir shalat dua rakaat (qashar) ketika ia shalat sendirian dan 4 raka’at apabila ia menyempurnakan (bermakmum kepada muqim) ? Ia menjawab : Yang demikian itu sesuai dengan sunnah”. (HR. Ahamad)
Demikian juga ada salah satu riwayat Nafi’ RA bahwa Ibnu Umar RA shalat  ketika beliau bermakmum dengan 4 rakaat dan beliau shalat 2 raka’at (qashar) jika shalat sendirian. (HR. Muslim)

  1. Dalil bolehnya seorang muqim bermakmum kepada musafir.

Diriwayatkan dari Imran Ibn Hushain RA, dia berkata : Dalam keadaan safar, Rasulullah SAW selalu shalat qashar 2 raka’at sampai beliau SAW  kembali. Shalat tersebut beliau lakukan selama 18 malam ketika peristiwa Fathu Makkah. Beliau mengimami shat 2 raka’at dua raka’at (shalat qashar) kecuali shalat maghrib.Kemudian beliau bersabda : “Wahai penduduk makkah, bangkitlah lalu shalatlah kalian dua raka’at lagi karena kami dalam keadaan safar. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Al Baihaqi).

Catatan : Makmum tidak bisa mengqashar shalat kepada imam yang muqim. Makmum harus mengikuti jumlah rakaat imam yang muqim, yaitu 4 raka’at. Makmum hanya bisa menjama’ shalatnya saja jika imamnya adalah muqim.

Wallahu A’lam
Ridwan Shaleh

Ustadz Menjawab