Umat Islam Itu Bersaudara dan Wajib Bersatu

 

Islam adalah agama yang mulia. Karena agamanya mulia, sudah pasti umatnya juga mulia. Mulia berarti bermartabat dan terhormat. Terhormat berarti dihormati dan dihargai. Dihargai berarti tidak terhina dan tidak mengemis agar dihormati. Dengan demikian, Islam adalah agama yang mulia, terhormat dan bermartabat. Karena bermartabat, maka Islam bisa juga disebut agama yang berwibawa. Karena agama yang berwibawa, maka penganutnya tentu berwibawa, kecuali jika penganutnya itu sendiri yang menghinakan dirinya, baik terhina karena menzhalimi dirinya sendiri dengan cara bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya atau bisa juga karena tidak bangga menjadi umat Islam, na’udzu billah !
Dan tentunya kita sering mendengar para ulama kita yang menyampaikan penggalan hadis berikut :

الإسلام يعلو ولا يعلى عليه

Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandinginya.(HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi)
Begitu juga ayat 110 Surat Ali Imran. Alah SWT menyebut kaum muslimin dengan gelar “Khairu Ummah” Umat Terbaik !

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.      
Apakah dengan dua dalil di atas masih belum cukup bagi kita umat Islam ?
Apakah umat Islam saat ini sudah menjadi  atau masih menjadi umat terbaik ?
Apakah umat Islam saat ini disegani oleh dunia ?
Jujur kita katakan bahwa umat Islam saat ini masih berada dibawah bayang-bayang orang kafir. Masih banyak yang dijajah  melalui ekonomi, pendidikan dan bahkan politik. Umat Islam belum bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Apakah karena jumlah umat Islam sedikit ? jawabnya tentu tidak. Mereka banyak tapi tidak bisa memimpin. Mereka BANYAK tapi tidak bisa berbuat BANYAK. Mereka seperti buih di lautan yang yang jumlahnya teramat banyak namun tak berdaya dihantam angin dan batu karang. Jika sudah seperti ini, tentu wajar jika kaum muslimin tidak disegani, diremehkan dan terus direndahkan. Dan yang tentu lebih menyedihkan adalah orang Islam tidak bisa memimpin kaumnya sendiri. Mereka dipimpin oleh pemimpin yang bukan dari kalangan Islam. Malu ? bagi yang masih punya iman jelas iya ! Bagi yang kurang iman tentu tidak masalah buat mereka. Bahkan terkadang mereka lebih nyaman dipimpin oleh kalangan non Islam dengan alasan profesiaonal, jujur, adil dan segudang alasan lainnya. Mereka lupa bahwa masih sangat banyak orang Islam yang lebih profesional, lebih amanah, lebih adil, lebih jujur dan lebih lebih yang lainnya.
Lalu timbul pertanyaan selanjutnya : sampai kapan umat Islam seperti ini ? Mudah sekali menjawabnya. Sederhana sebetulnya, langkah yang paling dasar adalah umat Islam harus bangga menjadi umat Islam. Jika sudah bangga, tentu mereka akan berusaha bangkit dari keterpurukan.
Jika sudah sadar, apa yang mesti dilakukan ?

  1. Menjaga persatuan diantara kaum muslimin dan jangan mau dipecah belah oleh siapa pun. Allah SWT berfirman :

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. “ (Ali Imran ayat 103)

  1. Hindari perselisihan dan cari persamaan. Perselisihan hanya menghilangkan kekuatan umatt Islam.

Surat Al Anfal ayat 46 :

وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَٱصْبِرُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.”       

  1. Tingkatkan ukhuwah atau persaudaran karena sejatinya kaum muslimin adalah bersaudara.

Allah SWT berfirman :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. “ (Q.S AlHujurat : 10)
Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).

  1. Saling memberikan nasihat dan siap dinasihati jika berbuat salah atau keliru.

Allah SWT berfirman :

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

” Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.  “ (QS. Al-Ashr : 3)
Jika umat Islam sudah sadar bahwa mereka adalah umat terbaik dan mendominasi umat Islam itu sendiri, tentu tidak akan ada lagi pembahasan tentang boleh atau tidaknya menjadikan orang di luar Islam sebagai pemimpin.
Wallahu a’lam.
Ridwan Shaleh
 
 
 
 

Donasi PKH