Di negara bagian Karnataka India yang melarang berhijab di sekolah-sekolah umum, namun seorang Muslimah berhijab berhasil menempati urutan kedua dalam Ujian Pra-Universitas (PU). Ini membuktikan bahwa identitas agamanya tidak pernah menjadi hambatan untuk berprestasi pada peringkat teratas.
Baca juga: Muslimah Berjilbab Terpilih Jadi Senator di Australia
“Saya sangat bersemangat. Saya memeriksa persentase saya yang 91,5%, saya memberi tahu kerabat saya, ”kata Ilham kepada wartawan, The Kashmir Monitor melaporkan.
“Setelah beberapa waktu, saya mulai mendapat telepon dari sepupu saya yang mengatakan bahwa nama saya akan muncul di berita. Pada saat itu saya menyadari bahwa saya mendapat peringkat. Sampai saat itu saya tidak sadar.”
Ilham, yang berasal dari Universitas St Aloysius PU Mangalore di Dakshina Karnataka tidak melarang jilbab, mendapat skor 597 dari 600.
Ayahnya, Mohammed Rafiq, dulu bekerja di Teluk sebagai karyawan IT. Ibunya Moizatul Kubra adalah seorang ibu rumah tangga.
Sekarang, gadis muda itu berharap untuk menyelesaikan studinya dan mengejar karir di BSc di Psikologi Klinis.
Kesuksesan Ilham datang di tengah kontroversi seputar hijab setelah negara bagian Karnataka selatan melarang hijab .
Pelajar Muslim di Karnataka telah memprotes larangan jilbab di lembaga pendidikan. Para pengunjuk rasa mengatakan langkah Islamofobia pemerintah Karnataka melanggar kebebasan beragama mereka yang dijamin di bawah konstitusi India.
Para pengkritik larangan jilbab mengatakan larangan itu adalah cara lain untuk meminggirkan komunitas yang menyumbang sekitar 13% dari 1,35 miliar penduduk India yang mayoritas Hindu.
Pengadilan Tinggi Karnataka juga telah menegakkan larangan tersebut pada bulan Maret tahun ini, dengan mengatakan bahwa mengenakan jilbab tidak penting dalam Islam.
Islam sendiri melihat jilbab sebagai kode wajib berpakaian, bukan hanya simbol agama yang menunjukkan afiliasi seseorang.[ah/aboutislam]