Nama Untuk Calon Bayi


Assalamualaikum.
Apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mendapatkan sebuah nama untuk calon bayi kelak?
seperti apa saja langkah-langkahnya?
terimakasih.
Wa alaikumus salam wr wb.

Salah satu tujuan orang tua memberikan nama untuk anaknya adalah agar anak tersebut dapat dikenal dan juga mengandung do’a atau harapan. Dengan demikian, memmberi nama anak merupakan suatu hal yang penting. Berikiut beberapa poin yang kami sampaikan dalam hal memberi nama pada anak  diantaranya :

  1. Nama yang paling dianjurkan adalah Abdullah dan Abdur Rahman.

حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ زِيَادٍ وَهُوَ الْمُلَقَّبُ بِسَبَلَانَ أَخْبَرَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ وَأَخِيهِ عَبْدِ اللَّهِ سَمِعَهُ مِنْهُمَا سَنَةَ أَرْبَعٍ وَأَرْبَعِينَ وَمِائَةٍ يُحَدِّثَانِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Ziyad dan dia di juluki dengan nama Sabalan, Telah mengabarkan kepada kami ‘Abbad bin ‘Abbad dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar dan saudara laki-lakinya ‘Abdullah yang dia dengar dari keduanya sejak tahun 144H, keduanya menceritakan dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya nama-nama yang paling disukai Allah Ta’ala ialah nama-nama seperti: ‘Abdullah, ‘Abdurrahman” (HR. Muslim)

  1. Dianjurkan memberi nama anak dengan nama penghabaan kepada Allah. Misalnya Abdulr Rahim, Abdus Salam, Abdul Ghafur dll.

      3. Boleh memberi nama anak dengan nama-nama para nabi atau orang-orang shaleh atau juga  malaikat, termasuk nama Toha atau Yasin.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ وَاللَّفْظُ لِابْنِ نُمَيْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ لَمَّا قَدِمْتُ نَجْرَانَ سَأَلُونِي فَقَالُوا إِنَّكُمْ تَقْرَءُونَ يَا أُخْتَ هَارُونَ وَمُوسَى قَبْلَ عِيسَى بِكَذَا وَكَذَا فَلَمَّا قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَمُّونَ بِأَنْبِيَائِهِمْ وَالصَّالِحِينَ قَبْلَهُمْ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Muhammad bin ‘Abdillah bin Numair dan Abu Sa’id Al Asyaj dan Muhammad bin Al Mutsanna Al ‘Anazi; Dan lafazh ini miliknya Numair ia berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris dari Bapaknya dari Simak bin Harb dari ‘Alqamah bin Wail dari Al Mughirah bin Syu’bah ia berkata; Ketika aku mendatangi kota Najran, para penduduknya bertanya kepadaku; Sesungguhnya kalian membaca “wahai saudara Harun”, padahal Musa hidup sebelum Isa berjarak beberapa tahun.’ Maka ketika aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku menanyakan hal itu kepada beliau, dan beliaupun menjawab: ‘Dulu mereka memberi nama dengan nama-nama para Nabi mereka dan orang-orang shaleh dari kaum sebelum mereka.’ (HR. Muslim)

  1. Makruh (kurang disukai) memberi nama anak dengan Yasar (mudah), Rabah (beruntung), Aflah (bahagia), Najih (sukses). Karena nama-nama ini belum tentu melekat dengan keadaan yang sebenarnya.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَافٍ عَنْ رَبِيعِ بْنِ عُمَيْلَةَ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ وَلَا تُسَمِّيَنَّ غُلَامَكَ يَسَارًا وَلَا رَبَاحًا وَلَا نَجِيحًا وَلَا أَفْلَحَ فَإِنَّكَ تَقُولُ أَثَمَّ هُوَ فَلَا يَكُونُ فَيَقُولُ لَا إِنَّمَا هُنَّ أَرْبَعٌ فَلَا تَزِيدُنَّ عَلَيَّ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdullah bin Yunus; Telah menceritakan kepada kami Zuhair; Telah menceritakan kepada kami Manshur dari Hilal bin Yasaf dari Rabi’ bin ‘Umailah dari Samurah bin Jundab ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala; 1) Subhanallah, 2) Al Hamdulillah, 3) Laa ilaaha illallah, 3) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai. Selain itu, janganlah kamu memberi nama anakmu dengan nama; Yasar, Rabah, Najih, atau Aflah. Karena, jika kamu bertanya; ‘Apakah memang demikian (keadaanmu sesuai dengan namamu) dan ternyata tidak seperti itu, maka ia akan menjawab; ‘Tidak.’ Hanya empat itulah kalimat yang saya dengar maka janganlah sekali-kali kamu menambahkannya atas namaku. (HR. Muslim)

  1. Haram memberi nama anak dengan penghambaan kepada selain Allh. Misalnya Abdur Rasul (Hambanya Rasul), Abdul Lata (hambanya berhala Lata) dsb.

Bolehkah meberi nama anak dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah ? jawabnya tentu boleh selagi maknanya adalah baik dan perhatikan poin-poin di atas.

Bagi yang sudah terlanjur memberi nama anak dengan nama yang tidak baik seperti Mujrim (berlumur dosa), sebaiknya diganti dengan nama yang lebih baik, misalnya Abdul Karim dan nama lainnya yang artinya baik.

Perhatikan hadis Rasulullah SAW :

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ ابْنَةً لِعُمَرَ كَانَتْ يُقَالُ لَهَا عَاصِيَةُ فَسَمَّاهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيلَةَ

 

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Musa; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari ‘Ubaidullah dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Dulu anak perempuan ‘Umar bernama ‘Ashiyah (Durhaka). Maka kemudian diganti oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama ‘Jamilah’ (Cantik).  (HR. Muslim)

Wallahu a’lam
 

Ustadz Menjawab
  • sultan69