Kita tidak bisa selamanya hidup di dunia dan terus menikmati fasilitas yang ada di dalamnya. Semua perkara ada batasnya. Kekayaan yang dinikmati di dunia ada masanya, begitu juga dengan kemisikinan, juga tidak terus menerus dirasakan. Semua itu habis pada waktunya.
Sekalipun kita diberikan umur panjang 200 tahun, apakah kenikmatan dunia bisa maksimal dirasakan ? Tidak ! Apakah kita bisa menikmati Sop Iga Bakar dengan punggung membungkuk, tangan gemetar dan gigi yang sudah raib semua ? Masih untung jika di usia tersebut sehat. Jika sakit, mungkin lebih memilh mati saja.
Allah mengingatkan kita semua melalui salah satu firman-Nya :
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
“Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?” (Q.S. Yasin : 68)
Walaupun kematian tidak memberi kabar kepada kita secara langsung, namun ia mempunyai tanda-tanda dimana ajal sudah tidak lagi lama. Keriput, kendurnya otot, uban yang kian menutup kepala, lemahnya ingatan, lemahnya daya lihat, daya dengar dan daya-daya lainnya merupakan “Alarm Alami” bagi kita. Sangat elok jika kita melihat orang-orang tua yang sudah lanjut usia rajin ke masjid, rajin mengikuti Majlis Taklim walapun tidak selalu faham saat megikuti kajian. Selain pantas, semua itu dilakukan untuk menunggu mati. Beliau-beliau itu ingin mati dalam keadaan baik (Husnul Khatimah). Namun tidak sedikit jua yang sudah sepuh lupa dengan usianya. Ada yang masih hobi berjudi, mabuk, zina dan malas untuk menunaikan shalat, na’udzu billah ! Semoga Allah memberi hidayah, aamiin.
Ingat Mati Itu Baik, Menjadi Motivasi Untuk Hidup Dalam Kebaikan.
Orang yang selalu ingat mati tentu mempersiapkan kehidupan sesudah mati. Ia memahami bahwa ada lagi kehidupan setelah mati. Bekal kehidupan setelah kematian bukanlah harta melimpah, rumah mewah, perhiasan berkilo-kilo dan sejenisnya. Bekal yang hanya berlaku adalah “Amal Kebaikan”. Dengan begitu, orang ini rajin beribadah, bersedekah, menjalankan syari’ah dengan benar, tidak zhalim, tidak korupsi, tidak menipu, tidak judi, tidak zina. Orang seperti ini hidupnya bersih, tidak jorok dan kotor !
Kematian Itu Bukan Akhir, Justru Awal Dari Kehidupan Panjang.
Untuk mencapai surga atau neraka, ya mau tidak mau harus mengalami kematian terlebih dahulu, harus mengalami alam kubur terlebih dahulu, harus dikumpulkan dulu di Mahsyar, harus disidang dulu, harus melewati sirat dulu dan mengikuti rangkaian-rangkaian lainnya. Panjang ! Ya, Panjang ! Semua itu diawali dengan kematian terlebih dahulu. Dunia inilah penentuan dimana manusia mencari bekal untuk menjalani kehidupan panjang setelah mati.
Jasad kita tidak seperti hewan yang apabila mati bangkainya hancur begitu saja, tidak ! Ruh akan dikembalikan ke jasad untuk menkmati apa yang kita capai dan kerjakan selama di dunia.
Allah berfirman :
مِنْهَا خَلَقْنَٰكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (Q.S. Toha : 55)
Wajar Jika Takut Mati, Tapi yang Lebih ditakutkan adalah Bagaimana Keadaan Setelah Mati.
Allah berfirman :
قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah : 8)
Pada saatnya nanti, Allah akan membeberkan apa-apa yang pernah kita lakukan di dunia, tak sedikitpun yang terlewat. Detail, cermat dan akurat ! Inilah saat kita nanti bahagia, takut, malu sedih dan semua rasa menyatu. Di saat Allah memperlihatkan amal baik kita, tentulah bahagia. Namun jika Allah memperlihatkan amal buruk kita, tentulah kita malu, takut dan sedih.
Mau Mati Baik (Husnul Khatimah ) ?
Tentu banyak cara agar memperoleh husnul khatimah. Salah satu diantaranya adalah selalu bersangka baik kepada Allah. Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wa Sallam mewanti-wanti umatnya agar selalu berhusnuz zhan (baik sangka) kepada Allah.
Hadis riwayat Al-Imam Muslim :
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ وَفَاتِهِ بِثَلَاثٍ يَقُولُ لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
Dari Jabir Radhiyallahu Anhu berkata: Aku mendengar Nabi Shalla Allahu Alaihi Wa Salam bersabda tiga hari sebelum beliau wafat: “Jangalah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah.”(HR. Muslim)
Al Imam Nawawi menjelaskan bahwa sebelum seorang mu’min meninggal dunia hendaklah ia bersangka baik kepada Allah bahwa ia diampuni. Ia tidak boleh putus asa dari kasih sayang (rahmah) Allah. Hal ini merupakan harapan baik ketika ajal datang.
Momen Indah Atau Juga Mencekam Saat Jenazah Ditandu Di Atas Keranda
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وُضِعَتْ الْجِنَازَةُ فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ عَلَى أَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدِّمُونِي قَدِّمُونِي وَإِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ يَا وَيْلَهَا أَيْنَ يَذْهَبُونَ بِهَا يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الْإِنْسَانَ وَلَوْ سَمِعَهَا الْإِنْسَانُ لَصَعِقَ
Dari Sa’id bin Abu Sa’id dari bapaknya bahwa dia mendengar Abu Sa’id AL Khudriy radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para pemandu di atas pundak mereka, maka jika jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia akan berkata; “Bersegeralah kalian, bersegeralah kalian (membawa aku). Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia akan berkata; “Celaka, kemana mereka akan membawanya?. Suara jenazah itu didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia dan seandainya ada manusia yang mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan”. (HR. Bukhari)
Sekaya Apapun Kita, Yang Ikut Ke Dalam Kubur Cuma Satu, Semua Orang Menjadi Miskin Setelah Mati.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ :يَتْبَعُ المِيْتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ .
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu menuturkan, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Di dalam kubur yang gelap dan tidak ada siapa-siapa, tentu membuat hati sedih, gundah dan takut. Di saat itulah datang amal seorang yang meyerupai bentuk manusia. Jika amalnya baik, dia akan berbentuk manusia yang indah, wangi dan ramah. Namun sebaliknya, jika amalnya buruk, ia akan berubah bentuk menjadi manusia yang menyeramkan, berbau busuk dan bersuara kasar. Amal akan menemani seseorang dalam kuburnya entah berapa lamanya sampai datang Hari Kiamat.
Ya, ternyata ingat mati itu penting dan harus sering diingat, sesuai pesan Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wa Sallam. Terlebih di musim pandemi Covid-19 ini, entah berapa jenazah yang lewat di depan kita… tidak kah cukup menjadi pengingat dan warning?
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي المَوْتَ .
Dari Abu Hurairah ra. pula, berkata: Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu maut.” (HR. Tirmidzi)
Kita semua yang sekarang ini masih hidup tak lain adalah calon mayyit. Waktu yang masih ada adalah sisa umur kita. Semoga kita semua mati dalam keadaan baik, Husnul Khatimah, aamiin.
Wallahu A’lam.
Ridwan Shaleh