Hadis Ramadhan: Sepuluh Hari Itikaf

 

Sepuluh Hari Itikaf

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ .رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”.

(HR. Bukhari no. 1903).

I’tikaf adalah: Diam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah. Niat i’tikaf:

نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى.

“Nawaitul I’tikaafa Fii Haadzal masjidi Lillahi Ta’aalaa.”

Artinya : “Aku berniat i’tikaf di dalam masjid ini karena Allah Ta’ala.”

I’tikaf sangat baik untuk memperbaiki dan meningkatkan spiritualitas kita. Betah berlama-lama di rumah Allah hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah. Berlama-lama di rumah Allah untuk berdzikir, mengagungkan Allah, muhasabah dan muraqabah. Para malaikat mendoakan orang yang berada di dalam masjid mendapatkan rahmat (kasih sayang) dan maghfirah (ampunan) dari Allah selama dia belum berhadas.

I’tikaf boleh dilakukan kapan saja karena masjid adalah rumah Allah yang terbuka 24 jam. Seharusnya masuk rumah Allah itu “sangat sulit” dan “sangat ketat” melebihi prosedur masuk istana. Namun karena besarnya kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya, Allah tidak mempersulit para hamba untuk mendatangi rumah-Nya, bahkan Allah memanggil dan membuka rumah-Nya kapan saja. Ya, tinggal kita saja yang mau menyambut panggilan-Nya atau tidak!

Jika i’tikaf boleh di lakukan kapan saja, terlebih di bulan Ramadhan. Yang lebih utama lagi i’tikaf banyak dilakukan pada sepuluh terakhir malam-malam Ramadhan sebagaimana yang disampakan melalui hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang sudah dijamin masuk surga masih saja melakukan i’tikaf dua puluh hari (malam-malam Ramdhan) di tahun wafatnya beliau. Hadis ini seharusnya bisa menjadi inspirasi dan targhib buat kita bahwa bulan Ramadhan tahun ini bisa saja adalah bulan Ramadhan terakhir kita.

Apa tujuan utama i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan? Tentunya menggapai malam Lailatul Qadar, satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Wallahu A’lam.

Simak Kajian Lengkap Sepuluh Hari Itikaf pada video di bawah ini:

Download Aplikasi Hadis-hadis Ramadhan:
https://bit.ly/apphadisramadhan

🗳️ Mari terus dukung dakwah Pusat Kajian Hadis melalui :
Bank BSI
No. Rek. 10 15 18 4888
a.n. YAY Pusat Kajian Hadis

Donasi online
https://donasi.pkh.or.id

📲 Pusat Kajian Hadis
https://wa.me/62818996994

Donasi PKH