Ya Allah, Pertemukanlah Kami dengan Bulan-bulan Mulia !

 

Hadis Al-Imam Al-Bukhari No. 4294

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ ابْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الزَّمَانُ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami  Ayyub dari Muhammad Ibn Sirrin  dari Ibn Abu Bakrah  dari Abu Bakrah dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya waktu berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya’ban.’

Hadis semisal juga diriwayatkan oleh Muslim no. 3.179 dan Ahmad No. 19.492

Hadits di atas merupakan penjelasan (tafsir) dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam terhadap ayat 36 surat At-Taubah :

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”

Sebagaimana teks hadis di atas, bahwa 4 (empat) bulan yang dimuliakan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan berturut-turut) dan terakhir adalah bulan Rajab. Allah berpesan kepada kita agar tidak menzhalimi (menyakiti) diri sendiri pada bulan yang empat itu. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa berbuat zhalim haram dilakukan kapanpun, setiap waktu, bukan hanya terbatas pada empat bulan tersebut. Akan tetapi jika kita berbuat zhalim atau bermaksiat di bulan haram, dosanya dilipatgandakan sebagaimana dilipatgandakannya dosa untuk orang yang berbuat zhalim dan maksiat di Tanah Haram. Tentu sebaliknya, beribadah dan beramal shaleh di bulan mulia, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT. (lihat Tafsir Jalalain, Ibn Katsir, Al-Baghawi dan lain-lain).

Selain itu, menurut sejarah, banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting di bulan-bulan Haram. Misalnya. Nabi Musa Alaihis Salam dan kaumnya yang beriman diselamatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya pada tanggal 10 Muharram. Nabi Ismail ditebus dengan qibas pada tanggal 10 Dzulhijjah. Begitu juga dengan Nabi Nuh Alaihis Salam. Qatadah Rahimahullah, seorang pakar Tafsir Al-Qur’an, murid utama Sahabat Abdullah Ibn Mas’ud Radhiyallahu Anhu Meriwayatkan bahwa Nabi Nuh Alaihis Salam menaiki perahu dengan membaca Bismillahi Majreeha Wa Mursaha. Kapal berangkat pada tanggal 10 Rajab (bulan haram), berlayar di atas air bah selama 150 hari. Kemudian Allah SWT memerintahkan langit agar tidak lagi menurunkan hujan. Begitu pula dengan bumi, Allah perintahkan bumi agar menelan airnya. Karena air surut sedikit demi sedikit, maka perahu tersebut tersangkut di atas bukit “Judiy” pada tanggal 10 Dzulhijjah (bulan mulia). Karena air masih tinggi, Nuh As menunggu proses surutnya air dan bertahan di perahu selama satu bulan. Begitu air benar-benar surut, maka Nuh As dan kaumnya yang beriman turun dari perahu pada tanggal 10 Muharram (bulan mulia).

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempertemukan kita kembali pada 4 bulan mulia yang akan datang, aamiin.

Wallahu a’lam.

Ridwan Shaleh

Referensi :

  • Fath Al-Bari’
  • Tafsir Ibn Katsir
  • Tafsir Al-Baghawi
  • Tafsir Al-Jalalain
  • Tafsir Mafatih Al-Ghaib (Fakhruddin Al-Razi
  • Tafsir Al-Lubab Fi Ulum Al-Kitab

 

 

.

Donasi PKH