Isolated Incident: Buku Baru yang Mengkaji Kebencian Anti-Muslim

 

Satu serangan terhadap masjid bisa disebut insiden terisolasi (isolated Incident). Tetapi ketika serangan itu berulang di masjid-masjid yang berbeda, dengan coretan kebencian dan surat-surat ancaman yang tersisa, insiden-insiden ini harus disebut apa adanya: kejahatan kebencian.

Baca juga: Polisi Kejahatan Kebencian di Leicestershire Juga Alami Serangan Kebencian

Ini adalah tema utama dari novel pertama oleh penulis yang berbasis di Waterloo, Mariam Pirbhai, saat ia mengeksplorasi bagaimana beberapa serangan anti-Muslim secara keliru dicap sebagai insiden yang terisolasi.

“Semuanya, betapapun kecilnya, adalah bagian dari jenis budaya yang lebih besar, dari bentuk sentimen anti-Muslim yang lebih besar ini,” Pirbhai, profesor film dan bahasa Inggris dari Wilfrid Laurier University, mengatakan kepada Toronto Star .

“Kami hanya menurunkan hal-hal ke insiden terisolasi yang mempengaruhi komunitas kecil,” kata Pirbhai, 52, yang keputusannya untuk menulis novel didasarkan pada fakta bahwa Muslim Kanada kurang terwakili dalam literatur Kanada.

Pirbhai mengatakan dia terinspirasi untuk menulis novel setelah pembantaian penembakan di Quebec lima tahun lalu yang menewaskan enam jamaah Muslim di dalam masjid.

Insiden lainnya termasuk serangan terhadap sebuah masjid di Alberta; sebuah masjid Cambridge dirusak pada tahun 2021; dan yang paling meresahkan, tiga generasi keluarga Afzaal London sengaja ditabrak truk pada Juni 2021.

Selain tema utama kebencian anti-Muslim, buku ini juga mengeksplorasi bagaimana beberapa pemuda generasi kedua berjuang untuk menyesuaikan diri dengan budaya dominan. Juga, bagaimana pemuda Muslim dapat menjadi objek pengawasan, dan bagaimana seorang pemuda dapat diradikalisasi secara online.[ah/aboutislam]

Donasi PKH