Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas pada hari Jumat lalu mengecam keputusan Saudi yang membuka wilayah udaranya untuk penerbangan Israel, Quds Press melaporkan.
Baca juga: Orkestra Pemuda Palestina akan Tampil di Turki
“Kami, Hamas, merasa sedih setelah keputusan Saudi untuk membuka wilayah udaranya untuk penerbangan pendudukan Israel ,” kata juru bicara Hamas Jihad Taha dalam sebuah pernyataan.
Taha mengindikasikan: “Membuka langit Saudi untuk penerbangan Israel memperkuat dan mendorong agenda agresif pendudukan Israel.”
“Membuka wilayah udara Saudi untuk Israel setelah apa yang disebut Deklarasi Yerusalem dipandang sebagai hadiah untuk pendudukan Israel,” dia melanjutkan.
Sementara itu, Taha kembali menegaskan sikap gerakannya terhadap segala bentuk normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab dan Muslim, khususnya Arab Saudi.
Pada hari Jumat, Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk mengizinkan “semua maskapai penerbangan yang memenuhi persyaratan otoritas” untuk terbang di wilayah udara kerajaan, sebuah keputusan yang akan memungkinkan maskapai penerbangan Israel untuk terbang di seluruh negeri.
Setelah ini, Presiden AS Joe Biden terbang langsung dari Tel Aviv ke Jeddah, sembari menyatakan: “Hari ini, saya akan menjadi presiden pertama Amerika Serikat yang terbang dari Israel ke Jeddah, Arab Saudi,” kata Biden.
“Saat kami menandai momen penting ini, keputusan Arab Saudi dapat membantu membangun momentum menuju integrasi lebih lanjut Israel ke kawasan itu, termasuk dengan Arab Saudi,” tambah Biden.[ah/qudspress]