Three Hijabis Tolak Rasisme di Sepak Bola

 

Rasisme telah menodai jiwa sepak bola selama beberapa generasi di tengah meningkatnya seruan untuk tindakan lebih keras dari badan pengatur sepak bola.

Baca juga: Genggam Foto Mesut Ozil, Fans Ingatkan Tim Jerman Soal Rasisme

Percaya bahwa sepak bola memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat, sebuah kelompok wanita Muslim telah meluncurkan petisi, menyerukan kepada pemerintah, serta perusahaan sepak bola dan teknologi, untuk melawan rasisme.

“Sepak bola memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap masyarakat,” kata Shaista Aziz, co-director Three Hijabis, BBC melaporkan.

“Sepak bola bukan milik preman. Sepak bola bukan milik kaum rasis. Tapi milik para penggemar sepak bola.”

Three Hijabis dibentuk setelah turnamen Euro 2020, ketika tiga pemain menjadi sasaran pelecehan untuk merebut kembali olahraga tersebut dari rasis.

Kelompok tersebut diundang ke pertemuan Komite Perempuan dan Kesetaraan tentang seksisme dan ketidaksetaraan dalam sepak bola pada hari Rabu.

Berbicara kepada komite, Aziz mengatakan kelompoknya menerima keluhan dari seorang wanita kulit hitam yang menjadi sasaran cercaan rasial saat berada di sebuah pertandingan. Seorang pria Muslim juga mengatakan kepada kelompok itu bahwa dia “menyesal” membawa putrinya yang masih kecil untuk menonton pertandingan sepak bola pertamanya karena masalah yang mereka hadapi.

“Yang kami harapkan adalah bukti-bukti yang terkumpul ditanggapi dengan serius dan ada action plan yang tidak hanya datang dari pemerintah tetapi juga dari klub-klub sepak bola itu sendiri,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa kelompok mereka sangat kecewa karena FA tidak menanggapi masalah tersebut.

Seorang juru bicara FA mengatakan pihaknya mengutuk keras segala bentuk kekerasan, misogini dan prasangka, yang tidak memiliki tempat dalam sepak bola atau masyarakat luas.

“Semua tuduhan seperti ini sangat serius, dan kami akan mengambil tindakan yang sesuai, dalam yurisdiksi kami, untuk setiap insiden yang terjadi di lingkungan sepakbola,” lanjut mereka.

Bersama dengan penggemar kulit hitam dan Muslim, rasisme juga menargetkan pemain.

Pada Juli 2021, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka mengalami semburan pelecehan di media sosial dan diejek dengan emoji dan frasa rasis setelah mereka melewatkan tendangan penalti untuk Inggris di final EURO 2020.

Pada 2018, bintang sepak bola Muslim Mesut Özil mengundurkan diri dari tim nasional setelah menghadapi pelecehan rasis.

Samir Nasri, saat dia bermain untuk Manchester City dan tim nasional Prancis, juga menyatakan keprihatinan atas berkembangnya sentimen Islamofobia dan anti-Muslim di Prancis pada 2016.[ah/aboutislam]

Donasi PKH