Muslim Inggris Gelar Penghargaan Penulis Muda Muslim 2022

 

Muslim Inggris berkumpul pada hari Sabtu lalu untuk Penghargaan Penulis Muda Muslim pertama sejak pandemi COVID-19. Kegiatan ini dimulai atas inisiatif yang dijalankan oleh badan amal Muslim Hands dengan dukungan dari Institute of English Studies.

Baca juga: Muslim Inggris Berharap Raja Charles Perjuangkan Hak Umat Islam

Program tahun ini menampilkan 53 penulis dalam 13 kategori, dengan 35 juri mencari yang terbaik dari yang terbaik.

Setelah membuka pembacaan Al-Qur’an, Shahid Bashir dari Muslim Hands mengungkapkan kegembiraannya melihat para penulis muda, menambahkan bahwa tidak cukup kita membaca dan menulis sebagaimana seharusnya kita membaca dan menulis dengan baik.

Menerima penghargaan mereka, para pemenang muda membaca beberapa karya di atas panggung, memberikan rasa kreativitas mereka kepada para penonton.

Tuan rumah dan tempat untuk hari itu, Profesor Clare Lees dari Institut Studi Bahasa Inggris, mengingatkan bahwa kata-kata dapat membuat orang menangis, dan tertawa dan membantu orang berkomunikasi, sembari menambahkan “kata-kata membawa cerita, sejarah, budaya, dan iman.”

Manajer Proyek Zainab Chohan, yang tanpanya inisiatif ini tidak akan terjadi, berbagi bahwa Muslim Hands mendukung inisiatif ini karena memungkinkan mereka memberdayakan anak-anak muda untuk membagikan pemikiran dan ide mereka.

Sebelum acara dimulai, para peserta dan pengunjung disuguhi dengan penampilan memukau dari Eleanor Martin dari Khayaal Theatre Company. Menarik dan menginspirasi, ini menjadi panggung bagi anak-anak saat mereka datang untuk mengumpulkan penghargaan mereka.

Sebelum para pemenang keluar, masing-masing dari empat juri yang hadir pada hari itu berbagi beberapa kebijaksanaan mereka.

Juri Amira Atiq mengatakan bahwa seringkali orang mengira Anda memiliki keterampilan dan dapat menulis secara ajaib, tetapi bagi penulis terbaik sekalipun, itu adalah sebuah proses.

Hakim Sufiya Ahmed mengomentari transisi cerita, di mana pada tahun-tahun awal, banyak cerita didasarkan pada karakter non-Muslim, yang baik-baik saja. Tapi selama bertahun-tahun, dia telah melihat transisi untuk memasukkan karakter Muslim, menambahkan bahwa ini sangat penting karena memungkinkan ‘kita’ untuk melihat ‘diri kita’ sebagai pahlawan dalam cerita kita.

Juri Yasmin Khatun mengatakan bahwa anak-anak yang hadir, baik pemenang maupun finalis, diberkati, menceritakan kisah yang dibaca orang selama bertahun-tahun yang akan datang.

Memang bukan kebetulan bahwa ayat pertama Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad diawali dengan kata Iqra, artinya membaca.

Cara Tuhan ingin mengungkapkan arahan kepada Nabi adalah melalui bahasa. Itu harus menjadi pengingat dan perayaan bahwa belajar bukanlah tentang paksaan atau penindasan. Itu adalah sesuatu yang dipahami sebagai alat komunikasi.[ah/aboutislam]

Donasi PKH