Kapten Swiss Granit Xhaka yang seorang Muslim menyatakan bahwa dirinya tidak akan meniru aksi protes Jerman yang menutupi mulut menentang keputusan FIFA.
Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Piala Dunia FIFA Dibuka dengan Pembacaan Ayat Al-Quran
Xhaka dengan tehas mengatakan mereka datang ke Piala Dunia Qatar untuk bermain sepak bola dan bukan untuk memberikan pelajaran kepada siapa pun.
“Saya pikir kami tidak perlu melakukan apapun sebagai tim Swiss. Kami harus menghormati aturan yang ada dan berkonsentrasi pada sepak bola kami, hanya itu yang ingin saya lakukan,” kata kapten Xhaka kepada wartawan menjelang pertandingan pembuka Grup G timnya melawan Kamerun pada Kamis kemarin, Barron melaporkan, mengutip Agence France Presse.
Sebelumnya para pemain Jerman menutup mulut mereka saat mereka berbaris untuk foto tim sebelum kekalahan mengejutkan 2-1 dari Jepang untuk memprotes sikap FIFA tentang larangan ikatan lengan bertema pelangi atau LGBTQ.
Mirip dengan Xhaka, pemain sayap Everton Andros Townsend juga setuju dengan pelarangan ikat lengan kapten OneLove Jerman di Piala Dunia Qatar.
Berbicara di TalksSport, Townsend mengatakan dia merasa tidak nyaman dengan orang-orang yang “memprotes dan mengganggu budaya setempat,” lapor New Castle World.
“Ini percakapan yang sulit. Saya bermain dengan banyak pemain Muslim dan pemahaman saya adalah pernikahan gay dilarang berdasarkan keyakinan agama,” katanya.
“Jika saya kembali ke Rainbow Laces, para pemain Muslim menghormatinya tetapi tidak dapat mempromosikannya karena mereka takut akan bertentangan dengan agama mereka dan pada akhirnya mereka akan masuk neraka. Ini sulit.”
“Ketika mereka berada di negara kami, mereka menghormati keyakinan agama kami. Kami datang ke negara mereka, ya kami tidak setuju dengan itu, tidak ada dari kami yang setuju dengan keyakinan mereka, tapi itu tetap keyakinan agama mereka benar atau salah, mereka percaya karena suatu alasan.
“Saya sedikit tidak nyaman, kami datang ke sini, memprotes dan mengacaukan budaya ketika orang-orang ini berada di negara mereka sendiri mengurus bisnis mereka.”
Hubungan sesama jenis dan pernikahan sejenis sama sekali dilarang dalam Islam, Kristen, dan semua agama samawi.
Islam mengajarkan bahwa orang beriman tidak boleh melakukan perbuatan cabul atau dengan cara apapun termasuk memanjakan penyebarannya.[ah/aboutislam]